Sejarah
Sejarah Web Literasi Kanker Indonesia
Pada bulan Februari 2019, pengurus organisasi pasien kanker Cancer Information and Support Center (CISC) mendapat kehormatan diterima oleh Kepala Perpustakaan Nasional RI – Bapak Drs. Muhammad Syarif Bando, MM. CISC memperoleh penjelasan tentang peran Perpustakaan Nasional (PERPUSNAS) yang sangat besar dalam memberikan informasi pada masyarakat tentang berbagai hal termasuk kesehatan.
Mengingat angka kesakitan dan kematian akibat kanker dari tahun ke tahun semakin meningkat. Pada tahun 2018, data WHO menyebutkan angka kejadian penyakit kanker di Indonesia adalah 348.809 dengan angka kematian mencapai 207.210. Diperkirakan pada 10 tahun ke depan penderita kanker akan meningkat hingga 30%. Beban kanker dapat dilihat sebagai bencana dari sisi sosial dan ekonomi padahal sebagian besar kanker bisa dicegah antara lain jika masyarakat bisa melakukan pola hidup sehat, bersih dan deteksi dini kanker. Bagaimana masyarakat bisa memahami hal ini ?, tentunya pesan promosi edukasi dan informasi terkait kanker harus ditingkatkan dengan pendekatan positif, ‘damai’ dan best practise (keteladanan).
Perpustakaan Nasional sebagai lembaga Pemerintah Non Departemen yang menyediakan semua informasi yang diperlukan masyarakat, akan lebih lengkap lagi jika difasilitasi dengan informasi tentang kanker. Akhirnya, dalam pertemuan tersebut Kepala PERPUSNAS menganggap pentingnya pencegahan dan penanggulangan kanker untuk diketahui oleh masyarakat luas dan mengajak CISC untuk bersama-sama membuat “sesuatu” kegiatan yg bisa memberikan informasi lengkap tentang kanker .
Berdasarkan hal tersebut diatas, muncul gagasan pemikiran pembuatan “Web Literasi Kanker Indonesia”. Website ini merupakan kerjasama Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dengan Cancer Information and Support Center dan Komite Penanggulangan Kanker Nasional (KPKN) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang diharapkan akan menjadi wadah sebagai pusat informasi dan pengetahuan beserta faktor-faktor risiko kanker yang bisa diakses oleh semua lapisan masyarakat, dan menjadikan pengetahuan yang diperoleh ini bisa diadopsi ke dalam gaya hidup sehari-hari.--